Dihajar Hoaks, Pabrik Garam Merugi
Rumahkan Karyawan karena Omset Terus Turun
TANGERANG, SNOL—Hati-hati menyebar informasi. Pidana bisa menjerat penyebar informasi tidak benar serta yang merugikan pihak lain. Hal tersebut diungkapkan Kasubag Humas Metro Tangerang Kota, Kompol Robinson P Manurung, kemarin (4/2). Kerugian akibat sebaran informasi yang belum teruji kebenarannya dialami sebuah pabrik garam di kawasan Bayur, Periuk.
Sejak empat bulan lalu beredar sebuah video pengujian garam diduga berkaca di situs video Youtube. Video yang diunggah akun Manyasa Den tersebut sempat menimbulkan kegaduhan di Kota Tangerang. Selain itu, pabrik rumahan garam bermerek Cap Juara Emas yang disebut-sebut di dalam video nyaris bangkrut.
Terkait hal tersebut, Manurung mengimbau masyarakat jeli dalam menyerap serta menyebarkan informasi. Penyebar informasi tidak benar serta yang merugikan pihak lain, sambungnya, dapat diancam hukuman pidana. Manurung menambahkan, pihaknya di Polrestro Tangerang Kota memiliki unit yang memantau perkembangan informasi di Internet.
“Kita punya (unit) cyber troop untuk memberi informasi,” jelasnya.
Manurung mengaku pihaknya tengah mendalami video terkait pembuktian garam yang berdampak merugikan pemilik pabrik tersebut. Dia mengatakan, bila terbukti melanggar, ancaman pidana akan diberikan kepada penyebar video tersebut.
“Lagi didalami. Bisa terkait pidana, tapi kita gak boleh gegabah. Nanti kita klarifikasi ke masyarakat,” tukasnya dihubungi via telepon, kemarin.
Sementara itu, pemilik PD Sari Alam yang memproduksi garam merk Juara Mas itu, Masbun Asyo (50) membantah tuduhan telah mencampurkan garam serpihan kaca. Ia menilai, video yang beredar tersebut merupakan fitnah yang telah merugikannya.
“Sampai sekarang saya belum tau siapa yang menyebarkan video tersebut. Hingga warga ogah membeli lagi garam produksi kami,” ungkapnya saat ditemui di lokasi pabrik, Minggu (4/2).
Abun, begitu sapaannya menjelaskan, akibat berita yang berunsur hoax tersebut telah membuatnya rugi besar. Bahkan karyawannya sebanyak kurang lebih 20 orang terpaksa kerja setengah hari dan tetap menerima upah sehari penuh karena produksi tidak seimbang dengan permintaan pasar.
“Omset berkurang lebih dari 70 persen. Biasanya kami produksi garam sebanyak 15 ton per pekan, kini hanya 5 ton saja. Karyawan yang bekerja disini ada 20 orang, biasanya mereka bekerja hingga sore hari, kini hanya setengah hari,” keluhnya.
Namun, Masbun menekankan, pihaknya belum ada rencana untuk merumahkan para karyawannya. Ia berharap, agar isu yang telah terlanjur beredar dan viral tersebut dapat diklarifikasi oleh si pembuat. “Kasihan mereka, sudah 9 tahun mereka kerjasama dengan saya dan merintis dari awal pabrik ini berdiri. Jelas kami sangat dirugikan, karena beberapa pengecer dan warung menolak menjual garam produksi kami,” ujarnya.
Abun menjelaskan perihal garam yang mengatasnamakan miliknya beredar di media sosial tak larut dalam air. Ia melihat, dalam video yang beredar tersebut, si pembuat video hanya beberapa kali saja mencelupkan garam pada air yang disediakan. Ia mengatakan, garam yang masih berbentuk kristal disebabkan proses penggilingan yang kurang sempurna. Dia pun memastikan bahwa garam produksinya tidak mengandung kaca atau beling.
“Itu hanya empat sampai lima kali, harusnya sampai benar-benar terurai. Biar informasi yang disampaikan tidak menjerumuskan masyarakat. Kalau memang mengandung beling, itu tangannya bisa luka,” ungkap pria 50 tahun itu.
Pria yang sudah 9 tahun menjalankan bisnis garam itu mengaku, bahwa bahan baku yang digunakannya diambil langsung dari Pati, Jawa Tengah. Dia menambahkan, di kemasan garam olahan pabrikanya tertera verifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk logo halal, serta BPOM dan juga Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
“Orang dari Dinas juga sering melakukan pengawasan di home industri kami ini. Tidak benar itu kalau ada garam bercampur beling kaca di sini,” tutup Abun.
Masbun belum memikirkan akan mengambil jalur hukum atau tidak atas video yang beredar. “Kita lihat nanti saja, walaupun sebenarnya saya sangat dirugikan dalam hal ini,” tukasnya. (irfan/gatot)